Sunday, August 2, 2015

The Legendary Thief - Book 01 - Chapter 005

|| Terjemahan manual dari: Lingson Translations ||

Book 01 - Desa yang Tenang

Pengalaman
--------------------------------

Saat aku mengambil helm, aku bisa merasakan detak jantungku bertambah cepat. Sudah setengah tahun, dan sekarang aku sekali lagi membuat pilihan untuk menguasai dunia game online.

Tidak seperti yang lalu, kali ini game online virtual. Meskipun aku mendengar kalau [Moon Monochrome] cukup membingungkan dan bakat pemain menjadi faktor yang menentukan dalam menguasai game ini, tapi akankah aku memiliki bakat bermain game ini? Mungkin hanya bayanganku saja.

Aku berusaha membuat tubuhku santai lalu mengenakan helm, aku merasakan kesadaranku pelan-pelan menghilang. Saat mendapatkan kesadaranku kembali, aku sedang berdiri di tepi jurang di tengah-tengah malam dingin dan hanya kegelapan yang menemaniku di sekelilingku. Saat aku menundukkan kepalaku, aku bisa melihat tanganku dengan jelas. Apakah ini avatar ku?

Aku merasa sedikit aneh dengan pakaian yang saat ini kukenakan. Hembusan angin kuat di tepi jurang ini membuat bajuku berkibar-kibar dan membuatku sedikit merasa nyaman.

Aku mendongakkan kepalaku ke langit. Bulan bersinar memancarkan sinar kebiruan yang terang ke bumi, dan ruang kosong di bawah bulan mulai berubah menjadi adegan perang yang tragis.

Terdengar suara terompet tanduk menandakan isyarat perang, sebuah resimen pasukan Human dalam formasi segi empat bergerak maju dengan berani. Para Paladin diperlengkapi dengan tombak dan pedang yang berkilauan putih, membuat gentar orang-orang yang melihatnya. Di belakang, satu kelompok Magician bergerak maju perlahan-lahan bersama mereka, sambil membaca mantra sihir dalam bahasa kuno, mengirimkan sebuah bola api raksasa menuju pasukan lawan mereka. Bola api itu bersinar sangat terang sehingga menerangi area sekitar yang sebelumnya dikelilingi oleh kegelapan.

Di bawah cahaya terang dari bola api, aku dengan takjub melihat pasukan Human itu sedang menghadapi Ice Bone Dragon (Naga Tengkorak Es) raksasa.

Dengan suara "tsing tsing", bola api itu menghantam Ice Bone Dragon. Sekilas sebelum menghilang, hamburan daging yang terkoyak bertebaran baik dari pasukan human maupun dari Ice Bone Dragon, yang sayap merahnya yang besar terlihat sobek di sana sini.

Di bawah tubuh naga raksasa itu, aku melihat kalau ada sejumlah besar pasukan skeleton warrior mengayunkan perisai tulang dan pedang baja berkarat yang mereka pegang. Dengan penuh nafsu membunuh, mereka mengeluarkan suara teriakan perang pada pasukan human.

Pasukan berkuda Human segera memburu masuk ke dalam formasi segi empat dari pasukan skeleton warrior, dan tubrukan besar-besaran antara kedua pasukan tersebut berhasil membuka formasi skeleton warrior. Tapi hanya dalam waktu singkat, tulang-belulang dari skeleton warrior yang jatuh berserakan bergerak menyatu dan membentuk tubuh skeleton warrior lagi, dan segera menutup lubang dalam formasi yang menyebabkan pasukan berkuda terkepung dan terisolasi.

Para Paladin yang terkepung berjuang hidup dengan segala kemampuan mereka, berusaha menembus pasukan skeleton warrior. Tubuh mereka sudah dipenuhi dengan darah yang mengalir dari luka-luka parah mereka. Bahkan kuda-kuda perang mereka yang jatuh dan berusaha bangun dibantai menjadi daging cincang dalam seketika itu juga. Pasukan skeleton warrior tampak tak terhitung jumlahnya. Setiap seorang prajurit human tewas, kulit dan dagingnya akan segera mengelupas menampakkan tulang belulang mereka saja, dan cahaya hijau suram mulai bersinar dalam kedua lubang mata mereka. Para prajurit yang tewas itu lalu bangkit dan segera bergabung dengan pasukan skeleton warrior!

Sesuatu menyebabkan riak di udara sekitar mereka. Bilamana riak ini menyentuh pasukan skeleton warrior, mereka segera rontok dan jatuh berserakan. Cahaya putih menyilaukan bersinar atas pasukan yang terluka, dengan cepat menyembuhkan luka-luka yang nereka derita. Sekelompok Cleric akhrinya tiba dan bergabung dalam pertempuran!

Di suatu tempat yang jauh, di belakang Ice Bone Dragon dan pasukan skeleon warrior, tersembunyi sepuluh orang Necromancer. Tentu saja, merekalah yang mengendalikan pasukan undead di pertempuran berdarah ini.

Saat para Necromancer sedang berkonsentrasi pada mantra mereka untuk memanggil Ice Bone Dragon yang kedua, beberapa bayangan yang sebelumya bersembunyi dan menanti kesempatan untuk menyerang, tiba-tiba muncul di samping para Necormancer itu. Ujung pisau yang dingin terlihat di balik pakaian hitam mereka saat mereka menyerang, menyebabkan sinar merah darah menyembur keluar dari leher para Necromancer.

Dengan kematian mereka, pasukan Undead dengan mudah dikalahkan. Kemunculan sekelompok Thief ini telah merubah arah gelombang peperangan saat itu juga!

Jauh di belakang resimen human, sekelompok penduduk desa berusia lanjut sedang menyaksikan pertempuran berdarah itu.

[Moon Monochrome], dua huruf besar ini samar-samar terlihat di cakrawala. Pertempuran di bawahnya juga sudah berakhir.

"Phew ..."

Aku hanya bisa menarik napas takjub. Trailer dari game ini sungguh sangat luar biasa sekali!

Adegan pembukaan ini semakin lama semakin memudar dari mataku. Sebenarnya, mengendalikan konsol game virtual ini 70 % lebih sulit dibandingkan menggunakan keyboard biasa pada game online normal. Untungnya, aku ternyata dikaruniai oleh talenta bermain game. Sekitar dua jam kemudian, secara mengejutkan aku sudah menguasai penggunaan keyboard dan perintah melalui gelombang otak untuk bergerak secara alami. Pada saat game ini secara resmi diluncurkan, membunuh monster bukan lagi masalah besar buatku.

Menurut informasi yang kudapatkan dari website resmi game ini, rata-rata orang akan membutuhkan tiga hari untuk membiasakan diri dengan peralatan dan menguasai gerakan di [Moon Monochrome], tapi aku hanya butuh sekitar dua jam untuk menguasainya. Apakah aku memang benar-benar memiliki talenta yang hebat dalam bermain game?

Mengenang saat-saat aku bermain WAR3, aku mampu melakukan enam serangan berturut-turut di atas keyboard sedetik saja. Orang dengan kecepatan reaksi seperti ini dijamin akan dapat beradaptasi dengan baik dalam game ini. Aku sedikit ingin tahu seberapa lama kawan lamaku membiasakan diri dan menguasai kendari konsol game ini? Kecepatan reaksi dari kawanku, Ye Qiu, bahkan lebih cepat dariku. Jika dia meninggalkan Warcraft dan bermain [Moon Monochrome], yang pasti dia mampu melakukan hal yang sama sepertiku.

"Ding! Pengumuman Sistem!"

"Anda sudah online selama delapan jam, tolong perhatikan kesehatan Anda!"

"Jika saat ini Anda menggunakan helm untuk pertama kalinya, apakah Anda ingin untuk mengunci helm ini dengan memindai selaput mata Anda?"

Aku segera memutuskan untuk keluar dari game. Saat aku melepaskan helm, jam sudah menunjukkan pukul tiga pagi. Aku segera tidur. Jika Xu Lin tahu kalau aku masih bangun pada jam ini, pasti dia akan memberikan pandangan tidak mengenakkan.

Saat aku berbaring di tempat tidur, aku masih memikirkan pengalaman yang barusan aku dapatkan dari game itu. Sungguh game yang seperti nyata. Dengan begini, orang-orang akan bersemangat untuk bermain game ini seterusnya. Selama pre-launch dari game, banyak fungsi game yang belum diaplikasikan, seperti sistem saraf dan indra perasa. Bahkan avatar yang sekarang sama sekali belum mewakili figur para pemain. Menurut desas-desus, helm game akan memindai wajah pemain, jadi karakter game akan memiliki wajah yang sangat mirip dengan wajah asli. Kamu bisa membuat sedikit perubahan, tapi tentu saja kamu masih tidak bisa mengubah wajah seekor dinosaurus menjadi wajah seorang wanita cantik.

Fitur ini bagus sekali. Tak perlu dibicarakan lagi, para wanita bermuka tebal seperti Xin Yu, pasti mau mengubah penampilan mereka sehingga menjadi lebih cantik lagi, supaya mereka dapat menarik lelaki lebih mudah ... Tapi, Xin Yu aslinya sudah cantik, jadi tanpa mengubah apapun dia pasti dapat menarik perhatian banyak pemain laki-laki. Sementara Lu Xue Han, dia justru lebih cantik lagi. Dia memiliki wajah yang akan membuat setiap pria mengilar setiap kali memandangnya.

Xu Lin juga cantik, tapi dia memiliki pesona dan gaya yang berbeda dibanding Lu Xue Han, juga tampak lebih dewasa. Jika jiwanya bisa dipindai maka dia pasti akan menyerupai seorang night elf. Yang pasti, dia akan membuat pemain pria kaya raya bertekad untuk mengikutinya dalam game.

Meskipun aku sudah mengenalnya sekitar setengah tahun, aku masih tidak tahu jelas latar belakangnya. Dia juga sama sekali tidak pernah melayani (secara seksual) seorang pelanggan. Meskipun dia sering mendapatkan permintaan dari para pelanggannya, dia selalu berhasil menolak mereka dengan berbagai macam alasan. Caranya mengatur para bawahan juga cukup baik, dia tak pernah mengurangi gaji ataupun mengambil komisi mereka.

Dengan pikiranku masih memikirkan beberapa hal itu, aku tanpa terasa tertidur. Aku terbangun saat jarum menunjukkan angka tiga sore. Dan untungnya, semua orang kelihatannya juga bermain sampai larut, jadi suatu kejutan ternyata aku yang pertama bangun.

= OOO =

No comments:

Post a Comment

No Spoiler. No Rude Speech.