Tuesday, July 14, 2015

Descent of the Phoenix - Chapter 0020

|| Terjemahan manual dari: Shiroyukineko Translations ||
 
Descent of the Phoenix: 13 Years Old Princess Consort - Chapter 0020

Latihan Tanding di Kamar Mandi (bagian IV)
------------------------------------------------------------------------------------------

Mata yang mempesona menyapu Liu Yue, dan pandanganya jatuh pada bagian bahunya yang terbuka. Begitu melihat bahunya itu, mata Xuan Yuan Che berubah menjadi serius sedikit demi sedikit.

Liu Yue mengerutkan alisnya melihat ini.

Setelah melangkah maju beberapa langkah, Xuan Yuan Che berdiri tepat di hadapan Liu Yue, pandangannya masih terpaku pada bahu Liu Yue. Ia mengulurkan tangannya untuk mengusap kulit bahunya.

Tak terhitung banyaknya luka cambukan di seluruh bahunya itu.

Saat tangannya mengusap pelan bahunya, Liu Yue merasakan kelembutan yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Lalu, Xuan Yuan Che pelan-pelan berjongkok, menarik celana panjangnya ke atas. Pergelangan kakinya yang putih salju juga dipenuhi dengan bekas luka.

Melihat pada Xuan Yuan Che berjongkok di hadapannya, Liu Yue perlahan-lahan mengulurkan tangannya dan menaruhnya di kening Xuan Yuan Che.

"Apakah masih terasa sakit?" Sepasang tangan yang besar dan hangat mengusap kulitnya yang dipenuhi luka. Sekilas nafsu membunuh muncul di mata Xuan Yuan Che, tapi tangannya masih dengan lembut mengusap luka-lukanya.

Apakah masih terasa sakit? Liu Yue membeku dan tangannya berhenti bergerak. Tak ada seorangpun yang pernah bertanya seperti itu padanya. Ia adalah assasin nomer satu, dan semua orang menganggapnya sebagai sebatang logam besi atau baja, tak terkalahkan. Tak seorangpun pernah bertanya padanya apakah luka-lukanya terasa sakit atau tidak.

Mu Rong Liu Yue yang dulu, tak ada orang yang memperhatikan kesejahteraan hidupnya.

Mengangkat alisnya, ia merasa kalau perasaan semacam ini sangat aneh, tapi terasa nyaman.

Liu Yue menundukkan kepalanya dan memandangi Xuan Yuan Che, yang masih berlutut di hadapannya. Bekas luka-luka yang ia sembunyikan ... Meskipun sudah banyak yang lenyap, tapi bekas-bekasnya masih jelas terlihat.

Mata Xuan Yuan Che yang mempesona berubah menjadi muram saat tangan hangatnya menjelajahi setiap inchi kulit  Liu Yue. Meskipun pandangan matanya sedikit membawa haus darah, ia dengan lembut berkata, "Di masa depan, aku akan menjadi gunungmu. Siapapun yang berani menganiaya dirimu, aku akan mengembalikannya seperti gigi dibalas dengan gigi, mata dibalas dengan mata."

Perkataan yang lembut semacam itu ternyata membawa tekad yang kuat dan tak tergoyahkan

Aku akan menjadi gunungmu. Perkataan sederhana ini ternyata membangkitkan badai dalam hati Liu Yue.

Liu Yue memandang mata Xuan Yuan Che. Kedua padang mata itu bersinar dengan pandangan suram sekaligus keras, tapi tak bisa menyembunyikan kilatan rasa cinta saat ia mengatakan kata-kata itu. Lelaki ini ternyata bersungguh-sungguh akan semua perkataannya itu.

Gunung. Dan sekali lagi, tak seorangpun pernah mengatakan kata-kata ini padanya. Koreksi. Tak ada seorangpun yang berani mengatakan ini padanya. Ia telah menyatukan langit dan dirinyalah sang awan dan hujan. Gunung, humph, ia mendengus, tak percaya kalau ternyata ada orang yang cukup berharga sebagai tempatnya bergantung. Tapi, orang yang paling kuatpun merindukan sebuah labuhan hati untuk bersandar dan beristirahat. Bahkan orang yang paling angkuh pun membutuhkan pelukan hangat tempat mereka dapat bergantung. Bukan karena dirinya tak ingin bergantung pada orang lain, hanya saja ia belum menemukan pria yang tepat, dan tak seorangpun pernah memberikan janji seperti itu padanya.

Tertawa pelan, Liu Yue mengangkat wajah Xuan Yuan Che dan berkata, "Aku tak akan pernah memaafkan orang yang menganiaya aku, meskipun itu kau."

Meskipun ia mengatakan perkataan seperti itu, Liu Yue menarik kembali tangannya yang ia letakkan di kening Xuan Yuan Che. Sudah cukup, hari ini, dengan kata-katanya yang baik, ia akan melepasnya.

= OOO =

No comments:

Post a Comment

No Spoiler. No Rude Speech.