Wednesday, July 15, 2015

Douluo Dalu - Chapter 02 - Part 01

|| Terjemahan manual dari: Blue Silver Translation ||
 
Book 01 - Benua Douluo

Spirit Tak Berguna
------------------------------------------------

[ Part 01 ]

Kakek Jack nyatanya menjawab Tang San dengan luar biasa sabar. Dalam hatinya, anak paling pandai di desa tidak lain adalah Tang San. Sungguh sukar dibayangkan seorang ayah seperti itu memiliki anak sepandai ini.

"Spirit Grandmaster merupakan ranking dari Spirit Master, yang merupakan pekerjaan bergengsi di benua Douluo. Mereka adalah pahlawan tak terkalahkan dan memiliki kemampuan untuk menolong orang yang dalam musibah. Tapi tak peduli seberapa baik hati seorang Spirit Master, mereka semua diukur dan diurutkan berdasarkan gelar yang mereka sandang."

"Semua Spirit Master memiliki spirit, dan berdasarkan besarnya kekuatan yang dimiliki oleh spirit, akan dibagi menjadi sepuluh gelar, dan setiap gelar akan dibagi lagi menjadi sepuluh ranking. Setelah mereka menembus hadangan pertama, seseorang bisa disebut Spirit Scholar. Sesudah spirit mereka dibangkitkan maka praktis semua orang adalah Spirit Scholar. Saat seseorang maemiliki spirit yang bisa dilatih, ketika mencapai level sebelas maka dia boleh meraih gelar selanjutnya, yang mana adalah Spirit Master. Dan Spirit Grandmaster adalah yang ketiga dari urutan gelar ini. Setelah memasuki ranking Spirit Grandmaster, orang itu bisa dibilang adalah seorang Spirit Master yang terkenal. Banyak sekali yang sudah mencapainya saat ini."

"Spirit Scholar, Spirit Master, Spirit Grandmaster, Spirit Elder, Spirit Ancestor, Spirit King, Spirit Emperor, Spirit Sage, Spirit Douluo, dan Title Douluo. Dan dari sinilah tepatnya nama benua Douluo berasal. Saat seseorang meraih kekuatan ranking kesembulan Title Douluo, dia bisa membuat julukan bagi dirinya sendiri, karena keberadaan mereka tak ada bandingannya."

Mata Kakek Jack bersinar memuja.

"Seratus tahun yang lalu, desa Holy Spirit kita menghasilkan seorang Spirit Sage ranking kedelapan. Di kota Nuoding, bahkan di seluruh propinsi Fasinuo, hal ini merupakan sesuatu yang sangat langka.

Tang Hao yang ada di sampingnya, mencibir, "Jack, itu tidak lebih hanyalah sebuah legenda."

Kakek Jack menjadi marah karena Tang Hao sengaja mau membuatnya gusar.

"Apa yang kau sebut 'hanyalah sebuah legenda' berasal dari kenyataan yang ada. Tang Hao, sudah enam tahun sejak kau datang ke desa ini, kau seharusnya menyadari kalau Spirit Sage merupakan sejarah tak terpisahkan dari desa kita. Jika aku mendengarmu menghina Spirit Sage sekali lagi, aku akan mengusirmu dari desa ini. Kalau bukan karena San-er, kau pikir aku mau masuk ke rumah anjingmu ini, hun?"

Tang Hao sama sekali tidak marah, dia masih memukuli peralatan tani di tangannya, seakan-akan tidak mendengar kata-kata Kakek Jack.

Kakek Jack mendelik padanya, dan kemudian menoleh pada Tang San sembari berkata, "Kau tidak boleh meniru ayahmu yang menyedihkan itu di masa yang akan datang. Baiklah, aku pulang dulu, dan tiga hari nanti aku akan menjemputmu."

Selesai berbicara pada Tang San, Kakek Jack segera keluar dari bengkel dengan amarah di dadanya.

"Yah." Tang San memanggil.

"Ng?" Tang Hao menatapnya dingin. Melihat mata dingin ayahnya, Tang San hanya bisa menelan kata-katanya kembali. Kembali ke kamarnya dengan wajah lesu, ia melanjutkan mengayun palu sepuluh ribu kali.

Setelah makan malam, Tang Hao membersihkan mulutnya dan seperti biasa akan keluar rumah, seperti yang rutin ia lakukan, minum-minum bir berkualitas rendah.

"Yah, tunggu sebentar." Tang San tanpa sempat mencuci piring, memanggil ayahnya agar berhenti.

"Apa?"

Tang Hao mendelik padanya tidak sabaran. Meskipun Tang Hao tak pernah memukuli Tang San, entah kenapa Tang San merasa sedikit rasa takut terhadap ayahnya.  Meskipun ia sudah hidup dua kali, tapi perasaan takut ini tak bisa ia kendalikan.

"Aku sudah selesai menempa besi sebanyak sepuluh ribu kali", kata Tang San.

"Oh?"

Mata Tang Hao tampak terang bercahaya, seperti sesuatu bersinar di dalamnya.

"Sini ambil besi itu untuk kulihat."

"Baiklah."

Tang San segera bergegas kembali ke kamarnya, ia kemudian keluar sambil membawa sebuah gumpalan besi di tangannya.

Seluruh gumpalan besi itu berwarna hitam mulus, meskipun bentuknya tak beraturan, tiap pojoknya bersinar, cahaya gelap berkilau temaram dari dalam. Seluruh gumpalan besi itu menjadi seperempat ukuran aslinya. Saat Tang San menggunakan ilmu Mysterious Heaven untuk memegang palu sehingga tak mengalami halangan sama sekali.

Tang Hao mengambil gumpalan besi padat itu dan menaikkan lurus dengan matanya, pelan-pelan mempelajarinya.

"Apakah kau sudah mengerti apa yang aku katakan?"

Tang San mengangguk.

"Saat menempa besi menjadi baja, logam besi yang kurang bagus kualitasnya dengan dimurnikan melalui penempaan berulang-ulang, akan berubah menjadi kualitas tinggi. Yah, kau ingin mengajariku prinsip ini?"


Tang Hao menyadari, kelihatanya beberapa hari ini puteranya berulangkali merasa takjub. Mengembalikan gumpalan besi itu pada Tang San, dia berkata,

"Teruskan. Saat kau sudah selesai menempa besi ini menjadi seukuran genggaman tangan, tunjukkan padaku lagi."

Tang Hao memutar tubuhnya dan keluar rumah.

Berdasarkan janji yang sebelumnya, setelah ia menepa batangan besi itu sepuluh ribu kali, ayahnya akan mengajarinya ilmu menempa, tapi kelihatannya sekarang ayahnya bermaksud untuk ingkar janji. Tapi Tang San sama sekali tidak memasukkannya dalam hati, ia hanya memikirkan perkataan Tang Hao.

"Seukuran genggaman tangan?"

Gumpalan besi sebesar ini, benarkah bisa ditempa menjadi sukuran genggaman tangan? Tang San menyadari dengan jelas, semakin ditempa maka besi ini akan semakin padat, dan semakin sulit untuk mengurangi volumenya. Membayangkan menempa besi itu menjadi segenggaman tangan, tentunya hanya bisa diselesaikan dengan memukulnya sepuluh ribu kali lagi."

Setelah ditempa menjadi gumpalan sebesar ini, apa jadinya kalau nanti dipukul sepuluh ribu kali lagi? Mata Tang San berkilat-kilat, dan ia sedikit tersandung saat mau masuk ke kamarnya. Tak berapa lama, ting ting dong dong, suara palu memukul besi terdengar dari dalam.

Tiga hari berlalu dengan cepat, Tang San seperti biasa masih pergi ke puncak bukit untuk berlatih setiap hari, dan kembali ke rumah setelah matahari naik cukup tinggi. Selain memasak, ia juga menempa besi, menguji kekuatannya melawan gumpalan besi kasar itu. Setiap hari, tempo pukulannya meningkat. Ilmu Mysterious Heaven yang ia pelajari sungguh membantu dalam memulihkan kekuatan fisiknya dengan cepat, dengan ini ia bisa menjaga proses memukul besi terus menerus.

"San-er, kakek datang menjemputmu."

Kakek Jack datang menepati janjinya untuk menjemput Tang San, tapi kali ini dia tidak masuk ke dalam, hanya memanggil dari luar.

 Tang San memandang Tang Hao yang ada di sampingnya, baru saja makan. Tang Hao dengan acuh berkata, "Pergi sana. Jangan lupa pulang sebelum makan siang."

Bersambung ...

No comments:

Post a Comment

No Spoiler. No Rude Speech.